Sabtu, 14 Agustus 2010

750 Pulau di Indonesia Terancam Tenggelam

750 Pulau di Indonesia Terancam Tenggelam
14 Agustus 2010

PERUBAHAN IKLIM: Perubahan iklim menyebabkan hujan besar dan longsor di Cina. Sementara di Greenland, Kanada, bongkahan es mulai mencair dalam jumlah besar.(afp)

PEKANBARU (RP) - Sebanyak 750 pulau dari 17.504 pulau yang ada di Indonesia terancam tenggelam di tahun 2050. Pulau-pulau yang diperkirakan akan hilang itu, umumnya adalah pulau-pulau tak bernama dan tak
berpenghuni.


Diprediksi pulau-pulau yang akan tenggelam itu adalah pulau-pulau terluar Indonesia, seperti yang terdapat di Riau, Sulawesi, dan Nusa Tenggara Timur. Pernyataan itu dikemukakan Armi Susandi, pakar perubahan iklim Indonesia, Jumat (13/8) petang.

Dikatakannya, perubahan iklim mengalami percepatan sebagai penyebab bakal hilangnya pulau-pulau itu. Doktor di bidang meteorologi yang juga menjadi anggota Dewan Nasional Perubahan Iklim Indonesia (DNPI) ini diwawancarai menanggapi berbagai kejadian luar biasa yang terjadi di berbagai belahan dunia saat ini. Mulai dari melelehnya es di Laut Arktik ditandai dengan lepasnya bongkahan sebesar setengah Jakarta, panas ekstrim yang melanda Rusia, negara-negara Timur Tengah, Jepang, dan Cina hingga banjir di Pakistan.

‘’Semua yang terjadi ini lebih cepat dari prakiraan. Perubahan iklim dipercepat atau mengalami percepatan. Kadang-kadang kita telat menganalisa sinyal,’’ ujarnya menyampaikan kekhawatirannya.

Percepatan perubahan iklim yang diakibatkan oleh pemanasan global itu, tambahnya, juga membuat prediksinya terhadap tenggelamnya pulau-pulau di Indonesia semakin tinggi. Sebelumnya tamatan University of Hamburg, ini lewat modelingnya, memperkirakan pada tahun 2100 sekitar 115 pulau akan lenyap dari wilayah nusantara.

Namun prediksi itu kini bergeser jauh. Penerima Bakrie Award ini menyebutkan Indonesia berpotensi akan kehilangan 750 pulaunya pada tahun 2050. ‘’Baik pulau-pulau bernama maupun tidak bernama. Umumnya tidak berpenghuni. Namun bisa jadi juga akan sampai ke pulau-pulau berpenghuni. Sebaiknya untuk pulau berpenghuni atau masyarakat pesisir, pindah saja ke tempat yang lebih tinggi,’’ ujar wakil ketua di Kelompok Kerja Adaptasi DNPI ini.

Armi lebih lanjut menyebutkan bahwa tidak ada dampak secara langsung bagi Indonesia dengan lepasnya bongkahan es setengah Jakarta itu di Arktik. Hanya saja, dia menyebutkan, bahwa daerah kutub akan lebih dingin, sehingga sedikit uap air yang jatuh di daerah kutub. Akibatnya wilayah tropis hujan lebih banyak. Cina, Pakistan dan India, tambahnya akan banjir. Sementara untuk wilayah Indonesia non-Sumatera, seperti Kalimantan, Sulawesi dan Jawa akan mengalami keterlambatan musim pancaroba.

Berbagai bencana yang terjadi tersebut sesuai dengan prediksi Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) yang dikeluarkan tahun 2007 lalu. IPCC memprediksikan peningkatan temperatur akan menghasilkan gelombang panas dan hujan yang intens. Dalam laporan 2007 yang menghasilkan penghargaan Nobel tersebut, IPCC melaporkan telah diamati sebuah peningkatan gelombang panas sejak 1950. Sementara ilmuwan The Goddard Institute of Space Studies NASA, Gavin Schmidt, di New York menyatakan pendekatan yang tepat adalah lebih banyak ekstrem panas dan sedikit ekstrem dingin.

Berikut ulasan perbandingan fakta dengan prediksi. Pertama, yang terjadi di Rusia. Tahun 2007, IPCC memprediksi bencana kekeringan di Rusia meningkat dua kali dan melihat kemungkinan kebakaran selama bertahun-tahun. Rusia juga disebut akan kehilangan hasil pertanian. Faktanya, untuk pertama kalinya suhu Moskow mencapai 37,8 derajat celcius. Panas membuat kebakaran hutan dan pengeringan lahan gambut, sehingga menyelimuti Rusia dengan kabut asap beracun.

Kedua, Pakistan. Tahun 2007, laporan IPCC menyatakan hujan lebat selama 40 jam di utara Pakistan akan mengakibatkan banjir dasyat akan melanda negeri Asia Selatan ini. Faktanya, hujan lebat terus-menerus selama 36 jam membuat Sungai Indus di Pakistan meluap. Diperkirakan 14 juta rakyat Pakistan terkena dampak banjir. Pemerintah Pakistan menyebutnya bencana terburuk dalam sejarah bangsa ini.

Ketiga, yang terjadi di Cina. Tahun 2007, laporan IPCC menyatakan hujan meningkat di barat laut Cina 33 persen dibanding 1961. Banjir di seluruh negeri meningkat tujuh kali dibanding 1950. Dan banjir akan sering terjadi di abad ini. Faktanya, negara berpopulasi terbesar di dunia ini mengalami banjir terburuk sedekade, terutama di barat laut, yakni Gansu. Banjir dan longsor menewaskan 1.117 orang dan membuat 600 orang hilang.

Keempat, lepasnya bongkahan es di Arktik. Sebuah bongkahan es seluas 260 kilometer persegi telah mengapung di barat Laut Greenland. Bongkahan es ini adalah yang terbesar tercatat dalam sejarah memisahkan diri dari Arktik. Es yang mencair ini menyebabkan kenaikan permukaan laut di seluruh dunia, sebagai akibat dari ekspansi cuaca panas ke kawasan kutub. Kenaikan muka laut adalah 3,4 milimeter per dekade, dua kali lipat angka di abad 20.(ndi/muh/berbagai sumber)

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

My Blog List